Pages

Tampilkan postingan dengan label Agama Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama Islam. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 November 2017

PERILAKU TERPUJI

PERILAKU TERPUJI


A.    Pengertian Perilaku Terpuji

Perilaku terpuji adalah segala sikap, ucapan dan perbuatan yang baik sesuai ajaran Islam. Kendatipun manusia menilai baik, namun apabila tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka hal itu tetap tidak baik. Sebailiknya, walaupun manusia menilai kurang baik, apabila Islammeyatakan baik, maka hal itu tetap baik.
Kita sebagai umatnya tentunya ingin dapat mengikuti apa yang terjadi tuntutan rasulullah dalam kehidupan sehari-hari sebagai suritauladan manusia.
Orang yang baik akhlaknya tentunya didalam pergaulan sehari-hari akan senantiasa dicintai oleh sesama, dan tentunya mereka kelak dihari kiamat akan masuk surga bersama dengan nabi saw. Sebagaimana beliau bersabda dalam hadisnya yang artinya sebagai berikut:
Sesungguhnya (orang) yang paling aku cintai diantara kalian dan orang yang paling dekat tempatnya dariku pada hari kiamat adalah oarang yang paling baik budi pekertinya diantara kalian”.
Harta yang banyak, pangkat yang tinggi atau dimilikinya beberapa gelar kesarjanaan tak mampu mengangkat derajat manusia tanpa dimilikinya akhlak terpuji.
Islam hadir dimuka bumi sebenarnya sangat mengedepankan akhlak terpuji, karena Rasulullah saw. sendiri diutus untuk menyempurnakan akhlak sebagaimana sabdanya sebagai berikut:
اِÙ†َّماَ بُعِØ«ْتُ Ù„ِؤُتَÙ…ِّÙ…َ Ù…َÙƒَأرِÙ…َ اْلأَØ®ْلاَÙ‚ْ
Artinya:
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak”.


Alangkah indahnya ajaran Islam yang memerintahkan untuk berakhlakul karimah. Jika hidup kita dihiasi dengan ahklak terpuji tentunya akan dicintai oleh Allah awt dan masyarakatnya akan menjadi baik, temteram dan damai.
Sebagian manusia, berbicara tentang akhlak terpuji dalam era globalisassi seperti ini dinilai kuno dan kurang maju. Anggapan ini muncul karena sedah terpengaruh budaya barat yang dinilai maju dan modern. Akhlak terpuji amat penting dalam kehidupan manusia, termasuk dalam pergaulan remaja. Akhmad Syauki Bey (seorang penyair) mangatakan sebagai berikut:
“Sesungguhnya suatu umat akan tetap memiliki nama harum selama uamat tersebut memiliki akhlak yang terpuji. Manakala akhlak terpuji telah lenyap, lenyap pulalah nama harum umat tersebut.

B.     Perilaku Terpuji Terhadap Lingkungan Sosial


Manusia diciptakan Allah swt sebagai makhluk sosial artinya manusia selalu berhubungan dan membutuhkan bantuan orang lain. Oleh karena itu, dalam bergaul dengan orang lain harus diperhatikan norma-norma yang ada sehingga pergaulan antar masyarakat akan berlangsung dengan harmoni. Denagn demikian setiap manusia dituntut untuk berperilaku terpuji dalam hubungan dengan orang lain dilingkungan sosialnya tanpa membedakan status sosialnya, agama, maupun keturunannya. Rasulullah bersabda: “Engkau belum disebut sebagai orang yang beriman kecuali engkau mencintai orang lain sebagaimana engkau mencintai dirimu sendiri”.

Macam-macam perilaku terpuji terhadap sesama dalam masyarakat
1.      Ta’aruf
Dalam pergaulan sehari-hari sering kita dengar ungkapan “tidak kenal maka tidak sayang”. Hal tersebut berlaku untuk apa saja baik itu dalam perdagangan, perumahan, lingkungan masyarakat dan lain-lain. Begitu juga dengan sesama manusia, kalau kita belum kenal mungkin kita punya dzan (sangkaan) yang bermacam-macam. Orang kita sangka baik ternyata belum tentu baik, orang yang kita sangka buruk belum tentu buruk, oleh karena itu supaya tidak punya dzan yang bermacam-macam, sabaiknya kita memperkenalkan diri. Perkenalan bukan hanya dari segi nama saja, tetapi dari berbagai aspek baik itu keluarga, pendidikan, agama, pekrjaan dan lain-lain.
Itulah makna kita saling kenal mengenal yang dalam bahasa arab disebut Ta’aruf. Ta’aruf dapat di artikan saling mengenal, saling mengetahui manusia satu dengan manusia lain. Saling kenal mengenal tersebut harus didasari dengan kemanusiaan, persaudaraan kecintaan serta ketakwaan kepada Allah swt . tanpa membedakan ras, keturunan, warna kulit, pangkat jabatan maupun agama. Dalam ta’aruf perbedaa-perbedaan itu harus kita jauhkan dan di ganti dengan kasih sayang.
Atas kodrat dan irodat Allah, kita lajir didunia yang memiliki berbagai macam perbedaan-perbedaan baik bentuk fisik, warna kulit, rambut, suku bangsa, maupun yang dibentuk oleh manusia itu sendiri seperti kelompok buruh, majikan dan lain-lain. Adanya perdaan itu jangan dijadikan alasan untuk permusuhan dan pertentangan akan tetapi harus dijadikan sarana saling kenal mengenal.
Ajaran tentang persaudaraan dan saling kenal mengenal antar manusia harus dilandasi dengan landasan yang amat luas. Yang dituju disini bukan hanya kaum mukmin, malinkan manusia pada umumnya yang mereka itu seakan-akan satu keluarga dan terbagi menjadi bangsa, kebilah dan keluarga.
Supaya perkenalan menjadi persaudaraan semakin erat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan kita kerjakan, yaitu sebagai berikut:
a.       Jaga persatuan dan kesatuan, karena pada dasarnya setiap muslim itu adalah saudara.
b.      Sebarkan salam, beri makan dan sambung tali persaudaraan.
c.       Segala urusan dimusyawarahkan
d.      Lemah lembut dan berseri-seri.

2.      Tafahum
Tafahum artinya saling memahami keadaan seseorang, baik sifat watak maupun latar belakang seseorang.

3.      Jujur
Allah meminta kapada manusia dalam membina kehidupan ini supaya berlaku benar dan jujur, karena kebenaran dan kejujuran merupakan hal yang pokok dalam kehidupan manusia. Akan tetapi sebaliknya, apabila manusia melalaikan hal yang pokok ini, maka kehancuran dan kekacauan yang akan menimpa manusia. Oleh karenanya berpegang teguh pada kejujuran dan kebenaran dalam segala hal merupakan faktor yang penting dalam membina akhlak bagi orang-orang muslim.
Benar atau jujur artinya sesuainya sesuatu dengan kenyataan yang sesungguhnya, tidak saja berupa perkataan tetapi juga perbuatan. Dalam bahasa arab benar atau jujur disebut sidiq (ash shidqu). Benar atau jujur perkataan artinya mengatakan sesuatu keadaanya yang sebenarnya, tidak mengada-ngada dan tidak pula menyembunyikan. Akan tetapi, apabila yang disembunyikan itu suatu rahasia atau menjaga nama baik seseorang, maka itu diperbolehkan. Benar atau jujur dalam perbuatan ialah melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan aturan atau oetunjuk agama. Apabila menurut agama itu diperbolehkan, maka itu benar, dan apabila perbuatan itu menurut agama dilarang, berarti perbuatan itu tidak benar.
Benar atau jujur pada diri sendiri berarti kita harus bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kemampuan dan tujuan hidup kita untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi orang lain, yaitu kita memperlihatkan diri kita yang sebenarnya, tangpa dibuat-buat, bersih dan lurus. Benar atau juur kepada orang lain tidak hanya sekedar berbuat dan berkata yang benar, akan tetapi harus berusaha memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Sebagaimana disabdakan rasulullah yang artinya: “sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi orang lain.” Disamping memberikan manfaat kepada orang lain rasulullah juga mencontohkan kepeduliannya terhadap orang lain.
Jujur adalah kata yang mudah umtuk diucapkan, akan tetapi berat dalam pelaksanaannya. Kejujuran memancarkan kewibawaan, karena orang yang berlaku jujur dapat menepiskan segala prasangka buruk, dia berni karena benar.

4.      Adil
Adil menurut istilah agama adalah sama dalam segala urusan dan menjalankan sesuai dengan ketentuan agama. Dengan kata lain, adil adalah mengerjakan yang benar dan menjauhkan yang batil.
Adil adalah jalan bagi seseorang untuk menuju kepada ketakwaan. Apabila didalam pergaulan hidup ini masing-masing pihak berbuat sesuai dengan pekerjaannya, maka diharapkan akan terwujud ketenteraman dan kedamaian didalam masyarakat. Salah satu sifat yang ahrus dimiliki setiap orang untuk dapat menegakkan kebenaran adalah sifat adil.
Didalam Al-Quran dijelaskan bahwa bersikap adil tidak pilih-pilih, kepada golongan yang kita bencipun kita haarus tetap berlaku adil. Dengan berbuat adil, maka akan mendekatkan kita kepada sifat takwa. Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Maidah:8 yang artinya:


“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”    (Q.S. Al-Maidah:8)

5.      Amanah

Secara bahasa, amanah adalah kepercayaan, kesetiaan atau ketulusan hati. Berdasarkan istilah, amanah adalah sesuatu yang dititipkan kepada pihak lain sehingga menimbulkan rasa aman bagi pemberinya, dan sebaliknya, pihak penerima memelihara amanah dengan baik.

Dibawah ini akan disampaikan tiga amanah Allah yang pokok kepada manusia, yaitu sebagai berikut:
1)      Amanah ilmu pengetahuan, yang diberikan kepada manusia yang berpredikat ulama, kaum cerdik pandai dan para sarjana.. mereka ini bertanggungjawab untuk memelihara ilmu, menyiarkannya serta mengembangkannya.
2)      Amanah kekuasaan, yang diberikan kepada mereka yang memegang kekuasaan, yaitu para pemimpin, tokoh masyarakat. Kekuasaan yang ada pada mereka itu merupakan amaliah Allah yang harus dilaksanakan sesuai dengan norma-norma yang telah ditentukan oleh Allah.
3)      Amanah harta, amanah ini dilimpahkan Allah kepada mereka hartawan, usahawan, produsen, supaya dapat mengursnya dengan baik sesuaid engan garis-garis yang telah ditentukan oleh Allah  dan Rasul-Nya.

Oleh karena itu amanah itu hendaknya diberikan kepada orang yang mampu melaksanakannya. Begitu juga orang yang menerima amanah harus menyadari, bahwa amanah yang diterimanya itu harus dapat dipertanggungjawabkan kepada yang memberi amanah dan kepada Allah SWT.

6.      Tasamuh
Tasamuh dapat diartikan sebagai lapang dada, yaitu sikap tidak terburu-buru menerima atau menolak saran atau pendapat orang lain, sekalipun hal tersebut menyangkut pada masalah agama, akan tetapi dipikirkan dalam-dalam dipertimbangkan masak-masak baru menetapkan sikap.
7.      Toleransi
Secara bahasa toleransi artinya bersabar, menahan diri dan membiarkan. Toleransi menghendaki agar kerukunan hidup diantara manusia yang bermacam-macam paham, keyakinan dapat terhindar dari sifat-sifat kaku, bahkan menjurus pada sikap-sikap permusuhan.
Pada dasarnya, tujuan utama dalam toleransi adalah terciptanya kerukunan hidup antar manusia, dan dalam agama Islam juga diajarkan bahkan merupakan sesuatu ajaran yang sangat prinsip diantara ajaran-ajaran yang lain. Tuuan yang demikian ini merupakan tujuan utama dari agama Islam dimuka bumi ini dan sesuai pula dengan kata “Islam” yang berarti “damai” yaitu damai dengan sesama umat manusia.

8.      Ta’awun
Ta’awun artinya tolong menolong. Manusia tidak dapat berbuat banyak kalau seorangdiri, apalagi untuk kepentingan orang banyak. Karena manusia tidak dapat hidup sendiri maka manusia memerlukan bantuan atau pertolongan orang lain, bahkan harus mengikat kerjasama dengan orang lain.

Dampak positif ta’awun dan tasamuh
a.       Terwujudnya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai.
b.      Tercapai ketentraman batin hidup bersama masyarakat.
c.       Terjalinnya hubungan batin yang mesra antara sesama manusia.
d.      Terwujudnya kesatuan dan persatuan.

C.    Perilaku Terpuji Terhadap Sesama

1.      Akhlak terpuji terhadap orang lemah
Dalam menghadapi kehidupan didunia ini, Allah telah memberikan kepada semua manusia antara lain berupa panca indera, akal dan sebagainya. Namun, diantara manusia ada yang tidak dapat memanfaatkan karunia dari Allah dengan sempurna karena beberapa sebab. Ada yang disebabkan karena lanjut usia, karena cacat, lumpuh dan sebagainya.
Kita tentu sangat beruntung dibandingkan dengan mereka, kita dapat membeyangkan, bagaimana caranya mereka menghadapi kehidupan ini. Kalau mereka masih mempunyai sanak keluarga yang mampu, mereka dapat membantu menghidupi keperluan hidupnya. Tetapi, bagi mereka yang sudah tidak mempunyai sanak keluarga yang mampu, anggota masyarakat seluruhnyalah yang menjadi harapannya. Untuk itu, umat Islam berkewajiban mengeluarkan sebagian dari haratanya sebagai zakat untuk mencukupi keperluan hidup mereka. Adapun bagi orang Islam yang mempunyai sedikit kelebihan dari keperluan hidupnya sehari-hari dapat membantunya dengan sedikit sesuai dengan kemampuannya.

2.      Akhlak terhadap tetangga
Tetangga adalah orang yang terdekat dengan kita. Dekat bukan karena pertalian saudara ataupun pertalian darah, bahkan mungkin tidak seagama dengan kita.

3.      Akhlak terhadap orang yang berbeda agama
Agama Islam adalah agama perdamaian, artinya Islam melarang umatnya mencari lawan, karena mencari lawan merupakan perbuatan yang tertcela yang dilarang agama. Dalam hal ini keyakinan kita harus berbeda, tetapi dalam kemasyarakatan kita harus bersatu untuk menjaga kerukunan bersama.

D.    Akhlak Terpuji Kepada Allah


a.      Pengertian Akhlak Terpuji Kepada Allah

Akhlak terpuji disebut juga akhlak mahmudah. Islam mengjarkan , berakhlak terpuji tidak hanya berhubungan dengan sesama manusia, tetapi juga terhadap Allah SWT. sebagai Zat Yang Maha Pencipta. Akhlak terpuji kepada Allah adalah suatu sikap atau perilaku terpuji yang hanya ditujukan kepada Allah SWT. sebagai hamba ciptaan Allah kita wajib berperilaku terpuji kepada Allah. Hal ini wujud rasa terima kasih atau bersyukur kepada Allah yang telah menciptakan manusia dengan segala kelengkapan dan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.



b.      Macam-macam Akhlak Terpuji Kepada Allah

1.      Ikhlas
Ikhlas adalah melakukan atau mengerjakan sesuatu pekerjaan semata-mata hanya karena Allah SWT.. Orang yang berbuat ikhlas tidak mengharapkan balas jasa atau pujian dari orang lain kecuali hanya mengharap rida dari Allah SWT.. Orang yang beramal secara ikhlas disebut mukhlis.
Dampak positif dari perbuatan ikhlas adalah sebagai berikut:
1)      Memperoleh pahala yang besar dari Allah SWT.
2)      Memperoleh kepuasan batin karena merasa bahwa kebaikan yang dilakukan sesuai dengan perintah Allah SWT.
3)      Merasa lebih dekat dengan Allah,karena amalnya diterima oleh Allah SWT.

Ada beberapa upaya untuk membiasakan sifat ikhlas antara lain:
1)      Melatih diri untuk beramal baik saat tidak dilihat oleh orang lain.
2)      Tidak merasa kecewa apabila perbuatan baiknya diremehkan orang lain.
3)      Melatih diri agar tidak merasa bangga jika perbuatan baiknya dipuji orang.
4)      Tidak suka memuji perbuatan baik yang dilakukan seseorang karena hal itu dapat mendorong pelakunya menjadi riya.

2.      Taat
Taat menurut bahasa berarti tunduk, patuh, dan setia. Adapun taat dalam berakhlak terpuji kepada Allah ialah tunduk, patuh, dan setia kepada Allah SWT dan Rasul-nya baik dalam bentuk pelaksanaan perintah maupun meninggalkan larangannya.
Orang yang taat kepada Allah dan Rasulnya tentu akan memperoleh dampak positif dari dirinya, antara lain sebagai berikut:
1)      Memperoleh rida dari Allah SWT, karena mampu menaati perintah-nya dan menjauhi larangan-nya.
2)      Memperoleh kepuasan batin karena telah mampu melaksanakan salah satu kewajibannya kepada Allah dan Rasul-nya.
3)      Memperoleh kemenangan dan keberuntungan yang besar sesuai firman Allah SWT dalam Q,S, An-nisa: 13 yang artinya:

Artinya:
“Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang besar”.
(Q,S, An-nisa: 13 )
Sumber:http://pendidikandiri.blogspot.co.id/2012/02/perilaku-terpuji.html

Sifat-Sifat Wajib Allah SWT

Sifat-Sifat Wajib Allah SWT

Sifat-Sifat Wajib Allah SWT Beserta Artinya| Hai teman-teman..kali ini kita akan membahas sifat-sifat wajib bagi Allah SWT yang terdiri atas pengertian/artinya dan dalil dari macam-macam sifat wajib bagi Allah SWT. Sebelum membahas tentang Macam-macam sifat wajib bagi Allah SWT, teman-teman perlu mengetahui pengertian atau arti sifat wajib bagi Allah SWT.  

Sifat wajib bagi Allah SWT adalah sifat yang wajib ada pada Allah SWT dan sifat yang pasti ada pada Allah SWT tidak mungkin tidak ada. Teman-teman khususnya muslim dan muslimah wajib mempercayai sifat-sifat wajib Allah SWT. Sifat-sifat Allah SWT disajikan dengan pengertian/artinya dan dalilnya. Sifat-sifat wajib Allah SWT sebagai berikut.
Sifat-Sifat Wajib Allah SWT 
Sifat-sifat wajib Allah SWT terdapat 20 sifat, antara lain sebagai berikut..
1. Wujud 

Allah SWT. bersifat wujud artinya ada. Seandainya Allah SWT. itu tidak ada tentu alam ini pun tidak ada, sebab Allah-lah yang menjadikan alam seisinya. 
Contohnya 
Rumah atau gedung, meja, kursi, dan lemari pasti ada yang membuat, yaitu tukang kayu. Demikian pula bumi, langit, matahari, bintang, dan bulan pasti ada yang menciptakannya, tidak mungkin dengan sendirinya. Penciptanya adalah Allah SWT.

      Artinya :
      Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tidak ada tuhan selain Allah, dan sesungguhnya Allah, Dialah yang mahaperkasa lagi mahabijaksana. (Q.S. Alim Imran. 62).

      Demikian juga firman Allah SWT. berikut.

          Artinya :
          Dan Tuhanmu adalah tuhan yang maha esa, tidak ada tuhan melainkan Dia, yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang (Q.S. Al-Baqarah:163)

          2. Kidam 
          Allah bersifat kidam artinya dahulu. Adanya Allah SWT. pasti tidak berpermulaan, dan tidak berkesudahan. Sebagaimana firman Allah SWT. berikut..

              Artinya : 
              Dialah yang awal dan yang akhir dan yang zahir dan yang batin dan Dia maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Al-Hadid: 3) 

              3. Baka
              Allah SWT bersifat baka artinya kekal. Dia tidak akan mati. Allah SWT tidak akan binasa atau rusak. Jika Allah SWT binasa, tentu alam yang dijadikan-Nya tida kekal. Apa saja yang tidak kekal tentu akan binasa atau rusak. 

              Sebagai firman Allah SWT. berikut..

              Artinya : 
              Semua yang ada di bumi ini akan binasa (rusak). Dan akan tetap kekal zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (Q.S. Ar-Rahman: 26-27)

              4. Mukhalafau Lilhawadisi
              Allah SWT. itu bersifat mukhlafau lilhawadisi, artinya berbeda dengan makhluk. Allah SWT esa dalam zat-Nya dan perbuatannya-Nya, bahkan dalam segala-galanya. 

              Sebagai firman Allah SWT. berikut...

              Artinya : 
              (Dia) pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serua dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. Asy-Syura:11)

              5. Qiyamuhu Binafsihi
              Allah SWT. bersifat qiyamuhu binafsihi artinya berdiri sendiri. Allah SWT. tidak memerlukan bantuan dari kekuatan lain dalam menciptakan dan memelihara alam semesta. Apabila Allah SWT. memerlukan kekuatan atau bantuan lain berarti Allah SWT lemah. Hal yang seperti mustahil terjadi pada Allah SWT. 

              Sebagai firman Allah SWT. berikut..


              Artinya : 
              Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia. Yang maha hidup kekal dan senantiasa berdiri sendiri (Q.S. Ali Imran: 2)

              6. Wahdaniyat
              Allah SWT. bersifat wahyaniyat, artinya Maha Esa. Mustahil  bagi Allah SWT bersifat ta'dud artinya terbilang, dua, tiga, atau lebih. Bayangkan dengan adanya bulan dan bintang yang gemerlapan, matahari yang bersinar terang, indahnya panaroma, aingin sepoi-sepoi, semua itu menunjukkan keagungan dan keesaan Allah SWT. Seandainya Allah SWT. itu lebih dari satu pasti timbul perebutan kekuasaan dan aturan-aturan yang berbeda. Antara Tuhan yang satu akan menyaingi Tuhan lainnya, serta akan terjadi perpecahan yang mengakibatkan kehancuran karena perebutan kekuasaan itu.

              Sebagai firman Allah SWT. berikut...

              Artinya : 
              Katakanlah : Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. (Q.S. Al-Ikhlas: 1 )
              Advertisement
              7. Kodrat
              Allah SWT. bersifat kodrat, artinya kuasa atau mempunyai kekuasaan. Allah SWT, berkuasa mencipta, kuasa memelihara dan mengatur, serta kuasa menghancurkan tanpa pertolongan kekuatan lain. 
              Kekuasaan Allah SWT. tidak hanya dalam hal membuat atau menciptakan saja, tetapi juga berkuasa menghancurkan atau merusak. Dalam hal melaksanakan kekuasaan-Nya itu tidak ada yang dapat memaksa, melarang, dan menghalang-halangi. Tidak ada kekuasaan di dunia ini yang menyamai kekuasaan Allah SWT, sebab Dia Mahakuasa atas segala sesuatu yang ada di dunia ini.

              Sebagaimana firman Allah SWT. berikut..
              Artinya : 
              Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu (Q.S. Al-Baqarah: 20)

              Sebagai firman Allah SWT. berikut
              Artinya :
              Mahasuci Allah yang ditangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (Q.S. Al-Mulk: 1)
              8. Iradat
              Allah SWT. bersifat iradat, artinya berkehendak. Apabila Allah SWT. menghendaki sesuatu cukup mengatakan  "Jadilah", terjadilah makhluk yang dikehendaki Allah SWT itu. Dengan sifat itulah, Allah SWT menentukan segala sesuatu yang dikehendaki baik waktu, tempat dan segalanya untuk diwujudkan atau ditiadakan. 

              Sebagaimana firman Allah SWT. berikut..
              Artinya : 
              Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, "Jadilah!" maka jadilah ia (Q.S. Yasin: 82)

              9. Ilmu
              Allah SWT bersifat ilmu, artinya mengetahui. Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, baik yang konkret (nyata) maupun abstrak (gaib) yang tidak tampak (tersembunyi). Semua itu tidak lepas dari pengamatan Allah SWT. Karena itu tidak ada perbuatan manusia yang tidak diketahui oleh Allah SWT. baik di tempat yang ramai maupun yang tesembunyi, apa yang sudah terjadi, yang sedang terjadi, maupun yang akan terjadi. 

              Sebagaimana firman Allah SWT. berikut...

              Artinya :
              Dan Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Allah mengetahui segala sesuatu. (Q.S. Al-Hujurat: 16). 

              10. Hayat
              Allah SWT. bersifat hayat yang berarti hidup. Allah SWT. hidup dengan sendiri-Nya, tidak ada yang menghidupkan. Mustahil kalau ada yang menghidupkan, hidup Allah SWT berlainan dengan hidup makhluk yang diciptakannya-Nya. Kalau Allah itu tidak hidup, tentu tidak mempunyai kekuasaan kepada makhluk yang dihidupkan-Nya

              Sebagaimana firman Allah SWT. berikut.. 
              Artinya : 
              Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya) tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi (Q.S. Al-Baqarah: 255).

              11. Sama'
              Allah SWT bersifat sama' artinya mendengar. Suara apa pun yang ada di alam ini, baik suara yang keras maupun yang lembut, semua didengar oleh Allah SWT. Mendengar niat manusia untuk melakukan perbuatan yang terpuji maupun perbuatan yang tercela, doa manusia yang keras maupun doa dalam hati.
              Artinya : 
              Katakanlah, "Mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudarat kepadamu dan tidak (pula) memberi manfaat?." Dan Allah-lah Yang Maha Pendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-Ma'idah: 76)

              12. Basar
              Allah SWT bersifat basar artinya melihat. Allah SWT melihat apa saja, baik berada di tempat gelap maupun di tempat yang terang. Allah SWT yang mengatur dan menjalankan benda alam seperti bumi, matahari, bulan, bintang-bintang, planet-planet dan sebagainya. Allah SWT yang mengawasi dan menjalankan benda-benda tersebut sehingga dapat berjalan dengan rapi dan teratur serta tidak pernah berbenturan satu sama lain. Semua itu menjadi bukti bahwa Allah SWT. Maha mengetahui.

              Sebagaimana firman Allah SWT. berikut...
              Artinya :
              Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka ?. Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. (Q.S. Al-Mulk: 19).

              13. Kalam 
              Allah SWT. bersifat kalam artinya berfirman. Firman (kata-kata) Allah tidak sama dengan kata-kata makhluk yang diciptakan-Nya. Firman Allah SWT diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw dengan perantara Malaikat Jibril.

              Sebagaimana firman Allah SWT. berikut..


              Artinya :
              Dan Allah telah berbicara kepada Musa secara langsung. (Q.S. An-Nisa' : 164)

              14. Kaunuhu Qadirun
              Kaunuhu qadirun adalah keadaan Allah Ta'ala yang maha berkuasa mengadakan dan meniadakan

              Dalilnya :
              "Sesungguhnya Allah maha berkuasa atas segala sesuatu (Q.S. Al-Baqarah: 20)"

              15. Kaunuhu Muridun
              Kaunuhu muridun adalah Allah Ta'ala yang menghendaki dan menentukan tiap-tiap sesuatu, ia berkehendak atas nasib dan takdir manusia.

              Dalilnya :
              "Sesungguhnya tuhanmu maha apa yang dia kehendaki (Q.S. Hud: 107)"

              16. Kaunuhu Alimun
              Kaunuhu alimun adalah Allah Ta'ala yang mengetahui setiap sesuatu, baik yang telah terjadi maupun belum terjadi, Allah SWT juga mengetahui isi hati dan pikiran manusia.

              Dalilnya :
              "Dan Allah maha mengetahui sesuatu (Q.S. An Nisa' : 176)

              17. Kaunuhu Hayyun
              Kaunuhu Hayyun adalah Allah SWT tidak akan pernah mati, tidak akan pernah tidur ataupun lengah.

              Dalilnya :
              "Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati"

              18. Kaunuhu Sami'un 
              Kaunuhu sami'un adalah Sifat Allah SWT yang mendengar artinya Allah SWT selalu mendengar apa yang dibicarakan hambanya, pemintaan atau doa hambanya.

              Dalilnya :
              "Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui (Q.S. Al-Baqarah: 256)

              19. Kaunuhu Basirun
              Kaunuhu basirun adalah sifat Allah SWT yang melihat setiap maujudat (benda yang ada). Allah SWT selalu melihat gerak-gerik kita. sehingga kita harus selalu berbuat baik.

              Dalilnya :
              " Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (Q.S.

              20. Kaunuhu Mutakallimun
              Kaunuhu mutakallimun adalah sifat Allah SWT berkata-kata, artinya Allah tidak bisu, ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al-Qur'an.
              Sumber:http://www.artikelsiana.com/2014/12/sifat-sifat-wajib-allah-swt-artinya-dalil-ayat.html#

              Rabu, 18 Oktober 2017

              Tujuan dan Hukum Sholat


              Tujuan dan Hukum Sholat

              Sudah tertera dalam arti surah Al-ankabut ayat 45, diatas menyebutkan bahwa tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar.
              Hukum melaksanakan sholat wajib lima waktu adalah Wajib, bahkan Allah mewajibkan setiap umatnya untuk tetap melaksanakan sholat lima waktu meskipun dalam keadaan sakit dengan ketentuan-ketentuan tertentu.
              Selain solat wajib 5 waktu terdapat terdapat sholat sunah-sunah lainnya, berikut ini merupakan kategori hukum sholat.
              • Fardu, Salat fardhu ialah salat yang diwajibkan untuk mengerjakannya. Salat fardhu terbagi lagi menjadi dua, yaitu:
                • Fardu ain adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf langsung berkaitan dengan dirinya dan tidak boleh ditinggalkan ataupun dilaksanakan oleh orang lain, seperti salat lima waktu, dan salat Jumat (fardhu ‘ain untuk pria).
                • Fardu kifayah adalah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf tidak langsung berkaitan dengan dirinya. Kewajiban itu menjadi sunnah setelah ada sebagian orang yang mengerjakannya. Akan tetapi bila tidak ada orang yang mengerjakannya maka kita wajib mengerjakannya dan menjadi berdosa bila tidak dikerjakan, seperti salat jenazah.
              • Salat sunah (salat nafilah) adalah salat-salat yang dianjurkan atau disunnahkan akan tetapi tidak diwajibkan. Salat nafilah terbagi lagi menjadi dua, yaitu:
                • Nafil muakkad adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witir dan salat sunah thawaf.
                • Nafil ghairu muakkad adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti salat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).

              Syarat Sholat

              Dalam melalukan sholat terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu, yaitu :
              1. Beragama Islam
              2. Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis
              3. Berusia cukup dewasa
              4. Telah sampai dakwah islam kepadanya
              5. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya
              6. Sadar atau tidak sedang tidur
              Syarat sah pelaksanaan sholat adalah sebagai berikut ini :
              1.  Masuk waktu sholat
              2.  Menghadap ke kiblat
              3.  Suci dari najis baik hadas kecil maupun besar
              4.  Menutup aurat

              Rukun Sholat

              Terdapat beberapa rukun sholat yang perlu diketahui, antara lain:
              1.  Niat
              2.  Berdiri bila mampu (diperbolehkan duduk atau berbaring bagi yang sakit dan udzur)
              3.  Membaca takbiratul ihram
              4.  Membaca Al-fatihah pada setiap rokaatnya
              5.  Ruku
              6.  I’tidal
              7.  Sujud
              8.  Duduk diantara dua sujud
              9. Sujud yang kedua
              10. Membaca tasyahud akhir
              11. Membaca sholawat nabi
              12. Mengucap salam tengok kanan dan kiri
              13. Tertib
              Yang Membatalkan sholat
              Selain terdapat syarat dan rukun terdapat juga hal-hal yang membatalkan sholat, antara lain:
              1. Menjadi hadas / najis baik pada tubuh, pakaian maupun lokasi
              2. Berkata-kata kotor
              3. Melakukan banyak gerakan di luar sholat bukan darurat
              4. Gerakan sholat tidak sesuai rukun shalat dan gerakan yang tidak tuma’ninah.
              Untuk melakukan sholat, sudah terdapat waktu-waktu yang telah ditentukan, seperti terdapat dalam firman Allah dalam QS. An-Nisa ayat 103, yang berarti :
              “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa : 103) 
              sumber:http://www.pelajaran.co.id/2016/20/pengertian-solat-hukum-syarat-dan-rukun-sholat-lengkap.html

              Sifat-Sifat Allah


              SIFAT-SIFAT WAJIB ALLAH

              Kalian tentu masih ingat tentang rukun iman, bukan? Rukun iman artinya dasar keyakinan. Rukun iman ada enam, yaitu beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat, beriman kepada kitab Allah, beriman kepada rasul Allah, beriman kepada hari kiamat, dan beriman kepada ketentuan Allah.
              Beriman kepada Allah berarti mempercayai bahwa Allah Maha Pencipta alam semesta. Allah juga memiliki sifat-sifat sempurna yang disebut sifat-sifat wajib.
              Kita harus mengetahui sifat-sifat wajib bagi Allah. Dengan mengetahui sifat-sifat wajib Allah, kita akan lebih mengenal Allah dan segala kebesaran yang dimiliki-Nya. Begitu juga agar keimanan yang kita miliki bertambah kuat dan sempurna.
              Tahukah kamu apa saja yang termasuk sifat-sifat wajib bagi Allah? Untuk mengetahuinya, Ikutilah penjelasan berikut!

              1.   Menyebutkan Lima Sifat Wajib Allah
              Sifat wajib Allah adalah segala sifat sempurna yang pasti ada pada Allah.
              Jumlahnya ada 20 sifat. Lima di antaranya adalah Wujud, Qidam, Baqa’, Mukhalafatu Lilhawadisi, dan Qiyamuhu Binafsihi.



               
              2.   Mengartikan Lima Sifat Wajib Allah



              a.   Wujud

              Wujud artinya ada. Allah ada bukan karena diciptakan oleh sesuatu, tetapi Allah ada karena Zat-Nya sendiri. Kita mengetahui adanya Allah melalui ciptaan-Nya, yaitu alam dan seluruh isinya.

              Segala sesuatu ada karena diciptakan. Apakah mungkin sebuah kursi ada dengan sendirinya? Tentu tidak mungkin. Sebuah kursi ada karena dibuat oleh tukang kursi. Begitu juga dengan alam dan seluruh isinya. Alam dan seluruh isinya tidak mungkin ada tanpa ada yang menciptakan. Siapakah yang menciptakan? Allah Maha Pencipta sesuatu. Berarti Allah itu ada. Perhatikan firman Allah dalam Al-Quran:

              La ilaha illa huwa khaliqu kulli syai’in fa’buduhu
              “Tiada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia”
              (Q.S. Al-An’am: 102).


              b.   Qidam
              Qidam artinya terdahulu. Allah Maha Terdahulu. Adanya Allah tidak didahului oleh apa pun. Allah ada sebelum segala sesuatu ada. Apabila Allah  bersifat  baru,  maka  siapa  yang
              menciptakan manusia yaitu Nabi Adam?
              Pencipta sesuatu ada sebelum barang yang diciptakannya ada. Apakah kursi lebih dulu ada sebelum adanya tukang kursi? Tentu tidak. Tukang kursi lebih dahulu ada dari kursi yang dibuatnya. Begitu dengan Allah. Allah ada sebelum alam dan seluruh isinya ada. Sebagaimana firman Allah:



              Huwal awwalu wal akhiru wazzahiru wal batinu
              “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin”
              (Q.S. Al-Hadid: 3)


              c.   Baqa’
              Baqa’ artinya kekal. Allah itu kekal dan abadi selamanya. Allah tidak akan rusak atau mati.   Apabila   Allah   rusak   atau    mati,   maka bagaimana dengan alam dan seisinya? Tentu tidak akan ada yang memelihara dan mengaturnya. Sekuat apa pun manusia akan menjadi tua, kemudian mati. Berbeda dengan Allah. Allah akan tetap ada selamanya walaupun dunia ini binasa.
              Perhatikan firman Allah berikut ini:
              Wa yabqa wajhu rabbika zul jalali wal ikrami
              “Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”
              (Q.S. Ar-Rahman: 27)

              d.   Mukhalafatu Lilhawadisi
              Mukhalafatu lilhawadisi artinya berbeda dengan makhluk-Nya. Allah tidak sama dengan sesuatu yang diciptakan-Nya. Jika sama, lalu bagaimana dengan kedudukan Allah? Apakah Allah sama bentuknya dengan manusia atau binatang? Tentu tidak sama. Matahari, manusia dan binatang akan mengalami mati, sedangkan Allah tidak. Seorang tukang kursi tidak mungkin sama bentuk dan sifatnya dengan kursi yang dibuatnya.

              Perhatikan firman Allah:


              Laisa kamislihi syai’un wa huwas sami’ul basiru
              “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat” (Q. S. Asy-Syura: 11)

              e.   Qiyamuhu binafsihi

              Qiyamuhu binafsihi artinya berdiri sendiri. Dalam segala perbuatan-Nya, Allah tidak pernah membutuhkan bantuan siapa pun. Allah Maha Kuasa. Segala kehendak Allah dapat terjadi, tanpa bantuan siapa pun. Apabila Allah membutuhkan orang lain dalam menciptakan sesuatu, berarti Allah sama dengan manusia yang saling membutuhkan satu sama lain. Hal itu tidak mungkin bagi Allah. Allah Maha Berkehendak dan berdiri sendiri. Sebagaimana firman Allah:


              Innallaha laganiyyun ‘anil ‘alamina
              “Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam” (Q. S. Al-Ankabut: 6).
              Sumber:http://materipai-muhammadyunus.blogspot.co.id/2011/07/sifat-sifat-wajib-allah.html